Rabu, 18 November 2009

MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN


MANFAAT MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN

Contoh VCD Pembelajaran
Guru-guru Sosiologi Boleh Pesan di nomor
(024) 8508013-70859833
BAB I
PENDAHULUAN



A. Deskripsi Bahan Ajar
Pemanfaatan media dalam pembelajaran meliputi urutan materi sebagai berikut: 1) Pengertian dan fungsi Media, 2) Pengertian Pembelajaran, teori- teori belajar dalam kaitan dengan penggunaan media pembelajaran, 3) Arti pentingnya media pembelajaran, 4) faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, 5) Prosedur pemilihan media, 6) Prinsip pemilihan media menurut bahasa sendiri, 7) Kriteria pemilihan media (Gerlach dan Ely), 8) Penentuan dan pemilihan untuk pemanfaatan media dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar.

B. Prasyarat
Peserta Diklat memahami teori- teori belajar, Arti, fungsi, jenis dan peran dalam menunjang pembelajaran


C. Kompetensi dan Indikator yang dicapai
Setelah mempelajari bahan ajar ini, Anda diharapkan dapat:
Menjelaskan pentingnya teori – teori belajar
mendeskripsikan pengertian pembelajaran
menyebutkan faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran
Mengklasifikasikan media pembelajaran
Menjelaskan prosedur pemilihan media
Menjelaskan sedikitnya enam prinsip pemilihan media
Mendeskripsikan empat kriteria pemilihan media menurut Gerlach dan Ely
Menentukan pilihan dalam pemanfaatan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar.
----------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
KEGIATAN BELAJAR



A. Pengertian dan Ciri – ciri Belajar
1. Pengertian Belajar
Sebelum membahas tentang berbagai teori belajar dan prinsip – prinsip yang perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar, guru perlu terlebih dahulu mengetahui apa sebenarnya yang disebut belajar itu.
Menurut Morgan dan kawan – kawan (1986) belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman. Definisi ini mencakup tiga unsur, yaitu (1) belajar adalah perubahan tingkah laku, (2) perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena unsur kedewasaan bukan belajar, dan (3) perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
Apa yang dikatakan oleh Morgan dan kawan – kawan ini senada dengan pendapat para ahli sebelumnya yang semuanya menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau karena proses yang terjadi secara internal dari dalam diri seseorang. Perubahan tersebut tidak terjadi karena adanya Warisan genetik, atau respond secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisasi yang bersifat temporer seperti misalnya karena kelelahan, pengaruh obat – obatan, rasa takut, dan sebagainya serta dapat merupakan perubahan dalam pemahaman, tingkah laku, persepsi, motivasi dan seterusnya, atau gabungan dari kesemuanya (Snel, atau gabungan dari kesemuanya (Snelbecker, 1974, Bower & Hilgard, 1981, Gagne, 1985)
Dipandang dari segi kependidikan, apabila seseorang telah belajar sesuatu maka ia akan berubah kesiapannya dalam hal menghadapi lingkungannya. Belajar adalah aktif dan merupakan fungsi dari situasi disekitar individu yang belajar serta diarahkan dengan tujuan dan terdiri dari bertingkah laku, yang menimbulkan adanya pengalaman dan keinginan untuk memahami sesuatu. Apabila kita bicara tentang belajar maka sebenarnya kita berbicara tentang bagaimana tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat dari pengalaman (Snelbecker, 1974).
Kalau ditelaah dan dipelajari lebih lanjut maka terlihat adanya kesamaan–kesamaan mengenai pengertian–pengertian tentang apa belajar itu, baik dipandang dari psikologi maupun pendidikan. Bedanya dalah bahwa para ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang terlihat, tidak peduli apakah perubahan–perubahan tersebut akan membuat atau justru menghambat adaptasi seseorang terhadap kebutuhan–kebutuhan masyarakat dan lingkungannya. Di lain pihak para pendidik menganggap proses belajar terjadi bila hanya apabila hal tersebut sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan sekolah dan masyarakat. Jadi para psikologi lebih bersifat netral, sedang para pendidik belum menganggap seseorang telah belajar meskipun tingkah lakunya berubah, selama tingkah laku tersebut menuju kearah tercapainya tujuan – tujuan yang telah ditetapkan sekolah.
Snelbecker selanjutnya menyimpulkan definisi belajar, sebagai berikut: 1) Belajar harus mencakup tingkah laku, 2) Tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkah laku yang paling sederhana sampai yang kompleks, 3) Proses perubahan tingkah laku tersebut harus dapat dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor – faktor eksternal.
Di dalam tugas melaksanakan pengelolaan proses belajar sehari –hari, seorang guru perlu mengingat prinsip belajar, sebagai berikut:
1. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang bertindak secara aktif
2. Setiap siswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
3. Seorang siswa akan dapat belajar dengan baik apabila memperoleh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya.
4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
5. Seseorang siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar apabila ia diberi tanggungjawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies, 1971)
Lindgren (1976) mengatakan perlunya seorang guru memahami teori – teori belajar dengan alasan sebagai berikut:
1. Teori belajar membantu guru untuk memahami proses yang terjadi di dalam diri siswa
2. Teori belajar meningkatkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang akan diharapkan pada suatu aktivitas belajar.
3. Dengan kondisi tertentu guru dapat mengerti kondisi – kondisi dan faktor – faktor yang mempengaruhi, memperlancar, atau menghambat proses belajar mengajar.
4. Disamping itu teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan tentang proses belajar mengajar yang dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen dan penelitian, dengan demikian dapat meningkatkan pengertian seseorang tentang proses belajar mengajar.
5. Hipotesis, konsep – konsep dan prinsip – prinsip ini dapat membantu guru meningkatkan penampilannya sebagai seorang pengajar.
Dengan alasan – alasan tersebut di atas maka jelas apabila seseorang guru ingin mengklasifikasikan sebagai guru yang baik, disamping menguasai ilmu yang digelutinya selama ini ia harus pula membekali diri dengan pengetahuan yang memadai mengenai teori belajar / teori instruksional.
Pengertian dan definisi belajar yang penulis sebutkan diatas adalah pengertian secara populer yang artinya pengertian secara umum dan tidak mengacu pada suatu aliran psikologi tertentu, jadi setiap ahli pendidikan dan pembelajaran dapat mengajukan dengan didasari argumentasi yang kuat dan mantap serta masuk akal. Disamping itu ada pengertian khusus belajar yaitu pengertian belajar yang sudah diwarnai oleh aliran psikologi tertentu. Adapun aliran psikologi yang akan penulis kemukakan di sini yaitu (1) Behaviorisme, (b) Kognitisme, (c) teori belajar berdasarkan psikologi sosial, dan (d) teori belajar Gagne.
2. Ciri – ciri Belajar
Yang penulis maksudkan dalam ciri – ciri belajar di sini adalah perilaku yang tidak dimiliki oleh perubahan perilaku yang lain (original) atau pengetahuan dan keterampilan tersebut belum pernah dimiliki oleh seseorang sebelumnya. Supaya lebih jelas dan mempertegas ciri belajar diatas, akan dikemukakan beberapa contoh tentang perubahan yang terjadi pada seseorang yang tidak/tanpa melalui proses belajar seperti dibawah ini:
a. Perubahan akibat kematangan. Seperti yang dikemukakan dalam teori - teori belajar bahwa tidak semua perubahan yang terjadi pada seseorang merupakan hasil dari belajar, misalnya 1) Pertumbuhan fisik, kehidupan manusia dari bayi sampai dewasa terjadi perubahan baik aspek fisik maupun aspek sosial. Dalam pertumbuhan fisik terdapat suatu gejala yang disebut kematangan (maturity) yaitu kematangan yang dikaitkan dengan pertumbuhan fisik yang mempengaruhi perilaku dan prosesnya berlangsung secara biologis dan polanya ditetapkan oleh alami (James O Whittaker, 1970)
b. Perubahan akibat kondisi fisik dan mental tertentu. Dalam kehidupannya manusia dipengaruhi oleh faktor intern maupun ekstern, sehingga mengakibatkan kondisi fisiknya berubah. Sebagai contoh seorang anak terkena penyakit mata, setelah dioperasi maka si anak tersebut dapat membaca/melihat. Disamping itu perubahan kondisi mental, karena kondisi ekonomi melemah maka seseorang akan melamun atau merenung sendirian dan putus asa.
c. Perubahan yang tidak bertahan lama. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pengetahuan dan keterampilan diperoleh dengan jalan kebetulan dan tiada niat untuk mempelajarinya, sehingga pengetahuan dan keterampilan semacam ini tidak bertahan lama dan cepat hilang. Sebagai contoh: Siswa disuruh memilih soal pilihan ganda (multiple choice), karena siswa tidak siap, maka siswa memilih asal – asalan saja dan ternyata benar, tetapi kemampuan ini tidak bertahan lama dan apabila siswa tersebut untuk memilih soal yang sama belum tentu benar.

B. Tujuan dan Unsur – Unsur Dinamis dalam Belajar
1. Tujuan belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pengajaran yang sangat penting. Komponen pemilihan media, materi pelajaran, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan penyusunan tes harus dilakukan sesuai dengan tujuan belajar yang akan dicapai siswa di dalam proses belajar mengajar.
Penyusunan tujuan belajar dapat disusun berdasarkan pada kriteria yang disusun, namun guru juga perlu mengetahui kelemahan – kelemahan dan keterbatasan yang disebabkan oleh adanya tujuan belajar yang dinyatakan terlalu spesifik dan terperinci yaitu: 1) siswa hanya belajar sesuai tujuan belajarnya dan tidak berusaha untuk mengembangkannya, 2) Guru juga cenderung untuk mengajar apa yang tercantum dalam tujuan belajarnya. 3) banyak tujuan belajar yang sulit untuk direalisasikan dalam bentuk yang nyata, 4) seringkali tujuan – tujuan bersifat artifisial, yaitu agar dapat dilihat dan diukur dan 5) Guru dan siswa menjadi kurang kreatif dalam proses belajar mengajar (De Cecco dan Crewford, 1977).
Disamping itu tujuan belajar yang dirumuskan secara spesifik dan eksplisit mempunyai keuntungan baik bagi siswa maupun bagi guru yaitu:
a. Untuk guru: Dapat memilih materi, strategi instruksional dan sumber belajar yang sesuai untuk dipakai dalam usaha membantu sisa dalam usaha belajarnya dan dapat mengatur keberhasilan guru sendiri dalam pengajarannya.
b. Untuk Siswa: Dapat mengarahkan proses belajar, dapat mengukur sejauh mana mereka telah mencapai tujuan yang diinginkan, dapat meningkatkan motivasi karena siswa mengetahui tingkat keberhasilannya di dalam proses belajar (Dick dan Carey, 1990; Mager, 1975).
Kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal yang perlu dipunyai oleh siswa untuk mempelajari keterampilan intelektual adalah: penguasaan keterampilan yang lebih mudah sebelum mempelajari keterampilan berikutnya yang lebih sulit dan adanya proses yang dapat dipakai untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari serta penerapannya ke dalam bentuk dan situasi baru. Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi oleh guru dalam mengajar keterampilan intelektual yaitu: (1) hubungan mengenai apa yang dipelajari dengan apa yang telah dipelajari siswa. (2) pemberian penguatan (reinforcement), terutama untuk keterampilan tingkat rendah, (3) informasi secara verbal dan demontrasi, (4) pemberitahuan kepada siswa tentang tujuan belajar yang harus dicapai dan (5) pemberian ulangan.
Umpan Balik
Umpan balik merupakan suatu hal yang sangat penting artinya bagi siswa selama proses belajarnya, dengan adanya umpan balik siswa dapat mengerti sejauh mana penampilan mereka dibandingkan dengan tujuan belajar yang harus dicapai. Saran yang diberikan olah Worell dan Stilwell (1975) berkaitan guru dalam memberikan umpan balik yaitu: (1) guru harus yakin bahwa kemampuan awal yang dibutuhkan telah dipunyai siswa, (2) umpan balik perlu diberikan secara teratur, (3) bila perlu siswa diberi kesempatan untuk mengontrol umpan balik yang telah diberikan , (4) guru diharapkan memberi komentar – komentar yang bersifat memperbaiki,(5) hindarkan sarkasme, (6) siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, (7) guru harus memberi umpan balik verbal yang dapat memberikan insentif dan (8) guru harus dapat memberikan umpan balik yang dapat membangkitkan motivasi.


C. Pengertian dan Ciri – ciri pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran (instruction) sering kali diterjemahkan kedalam pengajaran. Padanan kata ini sebenarnya kurang tepat mencerminkan arti yang terkandung di dalamnya, instruction lebih luas dari pengajaran, karena mencakup semua events yang mempunyai pengaruh langsung kepada proses belajar manusia, bukan hanya terbatas pada event – event yang dilakukan oleh guru. Instruction meliputi kejadian – kejadian yang diturunkan oleh bahan cetakan, sebuah gambar, program TV, film, slide, media atau kombinasinya. Sedangkan pengajaran sering kali dikaitkan dengan proses belajar mengajar di kelas – kelas formal, di lembaga – lembaga seperti sekolah, perguruan tinggi atau pesantren. Sebaliknya Instruction tidak terbatas pada kelas – kelas formal tetapi kegiatan belajar yang sifatnya non formal dan tidak menuntut adanya guru secara fisik. Fungsi Instruction bukan hanya fungsi guru tetapi juga sumber – sumber belajar lain misalnya media instruksional yang dipakai untuk belajar sendiri oleh siswa. Ini berarti bahwa proses belajar bisa terjadi dimana dan kapan saja. Oleh karena itu kegiatan belajar lebih diutamakan dalam konsep instruction, maka padanan kata dalam bahasa Indonesia yang dirasa tepat adalah pembelajaran yang berarti proses membuat orang belajar. Memang pada dasarnya tujuan instruction/pembelajaran adalah membantu orang belajar atau memanipulasi lingkungan sehingga memberi kemudahan orang untuk belajar.
Gagne & Brigss (1979) membatasi pembelajaran sebagai suatu rangkaian kejadian (event) yang mempengaruhi pelajar/siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Pembelajaran berbeda dari pendidikan dalam hal ada tidaknya kontrol serta ruang lingkup. Pada pembelajaran proses belajar terjadi secara bertujuan dan terkontrol, sedang dalam pendidikan tidak.
Pendidikan sendiri berbeda pula dengan latihan (training) dalam arti training lebih spesifik sifatnya, dibanding dengan pendidikan. Keduanya merupakan satu garis berkeseimbangan (continum) yang sulit ditentukan batas – batasnya. Dalam garis berkeseimbangan itulah pembelajaran bisa berlangsung, dia bisa terjadi dalam konteks pendidikan maupun latihan.
Orang sering beranggapan bahwa pendidikan (education) sama dengan pembelajaran (instruction). Anggapan tersebut tidak benar karena pendidikan merupakan suatu konsep yang luas dan menyeluruh. Pendidikan menurut Good (1973) adalah kumpulan segala macam proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk – bentuk tingkah laku lainya yang bernilai positif di masyarakat tempat dimana ia tinggal.
Pembelajaran merupakan sub set khusus dari pendidikan, adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu dalam kondisi – kondisi tertentu dan sebagai responnya terhadap situasi – situasi tertentu pula. Karena pembelajaran merupakan subset dari pendidikan maka teknologi pembelajaran tersebut diatas merupakan pengertian secara umum, dan ada pengertian – pengertian lain yang disusun berdasarkan aliran psikologi yaitu: a. Psikologi Humanistik: Pembelajaran adalah usaha guru menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), kegiatan belajar siswa didasarkan atas pemenuhan kebutuhan sendiri dan bukan paksaan dari pihak luar, b. Psikologi Daya: pembelajaran adalah upaya melatih daya- daya yang ada pada jiwa manusia supaya menjadi lebih tajam atau lebih berfungsi.
2. Ciri – ciri pembelajaran
Dengan adanya pengertian – pengertian yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasi ciri- ciri pembelajaran sebagai berikut: a) Pembelajaran adalah merupakan usaha sadar diri seseorang dan dilakukan dengan sengaja, b) Pembelajaran adalah merupakan pemberian bantuan yang memungkinkan seseorang dapat belajar dengan mudah dan, c) Pembelajaran itu lebih menekankan pada aktifnya diri siswa, sebab yang belajar adalah siswa sedangkan guru hanyalah membantu.

D. Tujuan dan Sistem Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan individu atau sekelompok orang yang mempunyai tujuan tertentu, di mana arah dan tujuan tersebut telah ditetapkan sebelumnya. Kalau tujuan belajar siswa adalah agar mencapai perkembangan optimal dari ketiga aspek yaitu aspek – aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut, siswa harus melakukan kegiatan belajar, sedangkan guru disini sifatnya membantu proses pembelajaran, agar pembelajaran lebih dapat berjalan dengan lancara dan cepat. Jadi keberhasilan pembelajaran itu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri si belajar (siswa) dan faktor dari luar (guru, media, bahan jar dan lain – lainya).
2. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran (instruction system) pada dasarnya adalah sebuah sistem seperti kita ketahui bersama. Sistem adalah suatu cara terorganisir untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu, apakah itu untuk seluruh masyarakat, sebagian dari masyarakat atau untuk seorang guru (Gagne dan Briggs, 1971). Briggs sendiri mengatakan sistem sebagai rencana kerja yang terpadu (an integrated plan of operation) dari komponen sitem (sub sistem) yang dirancang untuk memecahkan sesuatu masalah atau untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Adapun batasan yang diberikan sistem pada dasarnya mempunyai ciri – ciri yang memadai. Adapun ciri – ciri tersebut adalah sebagai berikut: a) Mempunyai tujuan, b) tujuan tersebut harus dapat dijabarkan ke dalam fungsi – fungsi, c) Sistem memiliki komponen, d) Sistem dikelilingi oleh sistem – sitem lain, e) Sistem selalu menjalankan proses transformasi yaitu mengubah masukan menjadi keluaran, f) Komponen – komponen sistem saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain, g) Sistem memiliki efek keterpaduan (synergistic), h) Sistem memiliki mekanisme umpan balik dan i) Sistem bersifat relatif.
Sistem pembelajaran sebagai suatu sistem pembelajaran juga memenuhi ciri – ciri tersebut diatas. Tujuannya untuk memberi kemudahan belajar orang.
Fungsinya meliputi fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi penilaian dan pembelajaran (yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber – sumber belajar) dipegang oleh sesuatu diluar diri siswa. Romiszowski (1981) menyatakan sistem pembelajaran sebagai suatu proses tiga tahap untuk menentukan tujuan – tujuan yang tepat dan bermanfaat, merencanakan jalur – jalur yang mungkin ditempuh dan menilaianya. Sistem pembelajaran hanyalah bagian saja dari sistem pendidikan, dan tidak dapat terpisahkan dari sistem masyarakat yang memeberinya masukan dan menerima keluarannya. Sistem pembelajaran juga masih terbagi lagi atas sub sistem – sitem penilaian, penyampaian dan lain – lain.
Seperti dikatakan tadi sistem pembelajaran bertujuan membantu orang untuk belajar. Memang belajar bisa saja terjadi tanpa adanya pembelajaran, tetapi efek pembelajaran terhadap belajar seringkali terlihat dan jelas bermanfaat. Supaya efektif dan efisien proses pembelajaran harus direncanakan (didesain). Tujuan pembelajaran yang terancang dan terencana tersebut adalah untuk memungkinkan dan menunjang proses belajar setiap siswa. Dengan pembelajaran yang terencana tersebut setiap individu dapat berkembang semaksimal mungkin sesuai dengan karakter masing – masing.
Agar dalam melaksanakan pembelajaran dapat mencapai hasil yang seoptimal seorang guru harus juga memperhatikan prinsip – prinsip belajar yang terkait yaitu antara lain perhatian siswa, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung siswa, pengulangan belajar, pemberian umpan balik, mengetahui perbedaan individu, penguatan dan lain – lain, yang kesemuanya itu sudah penulis singgung di muka yaitu unsur – unsur dinamis dalam pembelajaran. Contoh implikasi dari prinsip - prinsip pembelajaran yang harus guru ketahui yaitu misalnya keaktifan siswa ini benar – benar dituntut, sebab siswa disini tidak hanya sekedar menerima dan menelan konsep – konsep yang diberikan oleh guru, tapi siswa harus juga aktif melakukan kegiatan mental mulai dari menerima materi sampai pada pemahaman. Agar supaya terjadi kondisi semacam ini, guru harus dapat menciptakan situasi yang menunjang timbulnya aktivitas siswa dalam rangka pemahaman materi pembelajaran.
----------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENGERTIAN, PERANAN DAN FUNGSI
MEDIA PEMBELAJARAN


A. Pengertian Media
Bila kita berbicara mengenai media, maka tidak dapat terlepas dari komunikasi, karena media itu bagian dari komunikasi. Kata media itu sering berbeda artinya, ini semua tergantung dari kalimat yang menggunakan kata tersebut.
Dalam komunikasi terjadi proses penyampaian pesan, gagasan dari seseorang kepada orang lain (guru kepada siswa), di mana penyampaiannya kepada penerima (siswa) menggunakan lambung – lambung tertentu. Pesan, gagasan, informasi yang disampaikan oleh pengirim diharapkan dapat menimbulkan pengaruh dalam bentuk perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku terhadap si penerima (dalam pembelajaran perubahan pada siswa).
Tetapi dalam studi komunikasi, model yang sering dianut adalah mempunyai 4 (empat) unsur utama seperti digambarkan pada bagan 1 di bawah ini:
SUMBER
PESAN
SALURAN MEDIA
PENERIMA

Bagan 1
Unsur – unsur dalam komunikasi
Keterangan:
: Hubungan langsung
: Hubungan tidak langsung
Sumber dituntut untuk mempunyai keterampilan – keterampilan seperti berbicara, menulis, berpikir dan lain – lainya. Sumber diharapkan mempunyai sikap positif terhadap penerima pesan, selain itu sumber seyogyanya mempunyai pengetahuan yang mendalam terhadap pesan (materi) yang akan disampaikan kepada penerima pesan (siswa).
Pesan (materi) dalam komunikasi disampaikan melalui bahasa tertentu yang sama dengan bahsa penerima pesan (siswa). Pemberian materi inipun dapat disampaikan melalui seni maupun melalui gerakan tubuh/isyarat tertentu. Tingkat kesulitan pesan harus dipertimbangkan sebelum materi disampaikan kepada siswa, artinya tingkat kesulitan materi disesuaikan dengan tingkat pengetahuan /pendidikan siswa.
Apabila materi telah ditentukan oleh sumber (guru), maka sumber harus menentukan saluran atau media apa yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut yaitu melalui audio, visual atau audio visual. Biasanya komunikasi akan lebih berhasil apabila menggunakan berbagai banyak media, karena penerima pesan tidak hanya semata – mata menerima pesan hanya dengan indera pendengaran, tetapi juga melalui indera lainnya. Penggunaan multimedia dengan intensitas tinggi dalam penyampaian pesan, akan memberi pengaruh yang mendalam terhadap penerimaan pesan.
Komponen terakhir dalam proses komunikasi adalah penerima pesan (siswa), dapat berupa individu maupun kelompok (kelas). Lancar tidaknya suatu proses komunikasi banyak tergantung kepada pengetahuan, sikap dan keterampilan penerima pesan tersebut. Berdasarkan tujuan atau maksud berkomunikasi dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu untuk memberi saran, memberi pembelajaran, memberi nasehat, mengadakan perundangan dan lain – lain.
Dengan demikian komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan, informasi atau gagasan yang menggunakan lambang – lambang dari seseorang (guru) yang ditujukan kepada orang lain (siswa) dengan harapan adanya pengaruh terhadap penerima pesan (siswa) tersebut.
Tetapi dalam diktat ini unsur – unsur yang ada dalam komunikasi tidak akan penulis jelaskan semua, tetapi hanya satu unsur saja yang sangat erat dengan perkuliahan yaitu tentang media pembelajaran di jurusan bimbingan konseling (BK).
Menurut Donald p Ely dan Vernon S Gerlack , pengertian media ada dua yaitu arti sempit dan arti luas:
Arti sempit, bahwa media berjudul: grafik, foto, alat mekanik dan alat elektronik yang dipergunakan untuk mengungkap, memproses serta menyampaikan informasi.
Arti yang luas, kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dengan demikian media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat indera yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (dalam hal ini adalah proses pembelajaran)
Ada beberapa pengertian media pembelajaran dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran, baik berupa cetakan, non cetakan, elektrik dan non elektrik.
Media adalah peralatan fisik untuk menyampaikan isi pembelajaran (instruksional) termasuk cetak, non cetak, eletrik dan non elektrik, guru dan peralatan non verbal. Dengan kata lain media pembelajaran mencakup perangkat lunak (software) dan/atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/alat bantu untuk belajar.
Media yang digunakan di integrasikan dengan tujuan dan isi instruksional, biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.
Media pembelajaran identik dengan alat peraga langsung maupun tidak langsung yang digunakan dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan memiliki muatan normatif bagi kepentingan pendidikan. Media erat kaitannya dengan metode mengajar khususnya maupun komponen – komponen sistem pembelajaran.

B. Peran Media Pembelajaran
Media yang akan digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan rencana pelajaran dan sangat tergantung pada tujuan, isi dan metode pengajaran.
Media bukanlah merupakan “supplementary” atau “in support off” pengajaran, tetapi merupakan “Instructional input”. Didasarkan audio, visual dan audiovisual ini mampu diproduksi sendiri, sebab bahan perangkat lunak (Software) yang diperjualbelikan (commercial material) sering kali tidak cocok dengan kebutuhan yang telah direncanakan dalam silabi. Sehingga ada kegunaannya apabila kepada guru diberikan cara – cara produksi media audiovisual yang sederhana, dalam artian paling tepat digunakan dan sesuai dengan fasilitas yang tersedia.
Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar harus memiliki gagasan yang ditujukan dalam desain pembelajaran (Instructional), sehingga dalam penyusunan desain tersebut juga diperhatikan unsur - unsur dalam proses komunikasi yang antara lain perlu mengenal pesan dan fungsi media pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Adapun peranan media pembelajaran dapat penulis kemukakan sebagai berikut:
a. Dapat membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi belajar dari siswa
b. Memungkinkan kontak langsung dengan masyarakat , dengan alam sekitar. Sebagai contoh kunjungan ke kebun binatang, cagar alam, museum dan lain – lain.
c. Mengetahui keterbatasan ruang (kelas), sebagai contoh: apabila benda kerja yang akan diterangkan di dalam kelas terlalu besar/kecil, maka dapat mempergunakan media slide, video atau media lainnya.
d. Mengatasi keterbatasan indera misalnya benda /alat yang akan dijelaskan terlalu kecil, maka dapat dipergunakan media gambar, slide atau film. Demikian juga gerakan benda yang terlalu cepat atau terlalu lambat, maka prosesnya dapat diputar ulang melalui film yang diputar dipercepat atau dilambankan, suara yang keras dapat diperkecil, suara yang lembut dapat diperkeras. Keterbatasan alat indera audio maupun visual dapat diatasi dengan media.
e. Mengatasi keterbatasan waktu, misalnya kejadian gunung meletus, banjir yang sudah terjadi dapat diulang kembali dengan jalan memutar ulang film, video, filmstrip dan sebagainya.
f. Memberikan kesamaan/kesatuan dalam pengamatan terhadap sesuai yang pada awal, sehingga dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa dengan jalan memutar media film, slide ataupun video.
Dengan adanya kelebihan ataupun keunggulan dari media pembelajaran yang penulis sebutkan diatas, diharapkan para guru dapat mempergunakan media tersebut baik audio, visual ataupun audiovisual, agar pembelajaran dapat efektif dan efisien sehingga memperoleh hasil (out put) yang maksimal.
Walaupun media pembelajaran mempunyai keunggulan yang besar, namun demikian dalam pelaksanaan/penggunaan harus mengingat situasi dan kondisi (fasilitas yang ada: listrik, alat, tenaga ahli dan lain – lain). Dan ini merupakan kelemahan dari penggunaan/pemanfaatan media pembelajaran.

C. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam sistem pembelajaran modern, maka metode, prosedur dan teknik yang diterapkan dalam mengajar bidang studi mempunyai tujuan agar supaya proses pembelajaran efektif. Media di sini mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, karena media tersebut mempunyai banyak fungsi.
Fungsi media pembelajaran di sini akan penulis sitir dari pendapat para ahli atau hasil penelitian, yaitu antara lain:
1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kegunaan berbagai media pembelajaran oleh Edgar Dale, YD Finn dan F.Hoban dari Amerika Serikat, dapat ditarik kesimpulan bahwa media audio visual aids (AVA) apabila dipergunakan secara baik dan benar akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:
a. Dapat memberikan pemikiran yang abstrak maupun konkrit
b. Dapat memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain
c. Dapat memperoleh perbendaharaan siswa (tidak verbalistik)
d. Mempertinggi perhatian siswa
e. Memberikan realitas, sehingga mendorong adanya selt-activity.
f. Memberikan hasil belajar yang permanen
2. Menurut Derek Rowtree, media pembelajaran (media pembelajaran edukatif) mempunyai fungsi:
a. Membangkitkan motivasi belajar
b. Dapat mengulang apa yang telah dipelajari
c. Menyediakan stimulus belajar
d. Mengaktifkan respon peserta didik (siswa)
e. Menggalakan latihan yang serasi
f. Memberikan balikan dengan segera
3. Mc.Know mengemukakan bahwa media pembelajaran mempunyai 4 (empat) fungsi yaitu:
a. Memberikan kejelasan (Clarification)
b. Memberikan rangsangan (Stimulation)
c. Memberikan motivasi belajar
d. Mengubah titik berat pendidikan formal yang mementingkan kebutuhan kehidupan siswa dibandingkan dengan penekanan pada instruksional akademis.
Disamping ketiga pendapat tersebut diatas, masih banyak pendapat lain misalnya bahwa, fungsi media dapat mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik (siswa) dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan lingkungannya. Disamping menambah pengalaman yang nyata tentang sesuatu yang nyata dan menambah variasi dalam menyajikan.
Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media pembelajaran pada umumnya merupakan suatu yang baru bagi siswa sehingga dapat menarik perhatiannya. Media mendorong siswa untuk ingin tahu lebih banyak dan memungkinkan untuk berbuat sesuatu. Selain itu media memberikan kepada siswa besar dibandingkan dengan cara tradisional, serta media lebih konkrit dan mudah untuk dipahami.

D. Sumber Belajar
Memperhatikan bagan 1 tersebut diatas dapat dilihat bahwa sumber adalah merupakan komponen awal kegiatan komunikasi, baru disusul dengan pesan, media dan terakhir adalah penerima pesan.
Dalam kegiatan pembelajaran, sumber disini disamakan dengan sumber belajar, yang dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan. Dalam hal ini nampak adanya beraneka ragam sumber belajar yang masing – masing memiliki kegunaan tertentu yang mungkin sama atau bahkan berbeda dengan sumber belajar yang lain.
Mulyasa (2006) mengelompokkan sumber belajar dalam pembelajaran menjadi 5 (lima) yaitu:
Manusia (people) yaitu orang yang menyampaikan pesan pengajaran secara langsung seperti guru, konselor, administrator, yang diniati secara khusus dan di sengaja untuk kepentingan belajar (by design), dan ada pula yang tidak diniati tapi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran
Bahan (material) yaitu suatu yang mengandug pesan pembelajaran, baik yang diniati secara khusus (film pendidikan, peta, grafik dll) yang disebut dengan instructional media maupun yang bersifat umum misalnya film documenter.
Lingkungan (setting) yaitu ruangan dan tempat ketika sumber – sumber dapat berinteraksi dengan peserta didik, misalnya ruang perpustakaan, laboratorium.
Alat dan peralatan (tool and equipment) yaitu sumber belajar untuk produksi dan memainkan sumber – sumber lain. Misalnya kamera untuk foto, handy came, tape dan lain – lain.
Aktivitas (activities) yaitu sumber belajar yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain untuk memudahkan (facilitates) belajar, misalnya pembelajaran berprogram, simulasi, karyawisata dan lain – lain.
Berdasarkan beraneka ragam sumber belajar di atas, sumber belajar yang tersedia di sekolah antara lain:
1. Perpustakaan, merupakan sumber belajar yang paling baik untuk mendapatkan informasi – informasi yang berkaitan dengan tugas – tugas pembelajaran. Untuk dapat mendayagunakan perpustakaan semaksimal mungkin, perlu dipahami hal – hal yang berkenaan dengan perpustakaan seperti catalog, dan bahan – bahan referensi. Bahan referensi meliputi kamus, Ensiklopedi, atlas, almanac, sumber – sumber tentang biografi, dokumen – dokumen pemerintah.
2. Media masa, merupakan sumber belajar yang menyajikan informasi – informasi terbaru mengenai sesuatu hal. Informasi tersebut belum sempat dimuat oleh buku, meskipun buku terbitan terbaru. Tugas guru di sini adalah membimbing peserta didik agar dapat mendayagunakan dan memilih program – program yang sesuai dengan pembelajaran dan tingkat usianya.
3. Sumber – sumber lain yang ada di masyarakat, salah satu sumber terbaik untuk mendapatkan informasi mengenai suatu wilayah adalah orang – orang yang berada di sekitar daerah tersebut, atau pejabat yang berada di sekitarnya.


Secara umum kegunaan sumber belajar dapat dikemukakan sebagai berikut:
Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang ditempuh
Sebagai pemandu materi pembelajaran.
Memberi berbagai macam ilustrasi dan memberi contoh – contoh yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar.
Menginformasikan sejumlah penemuan baru
Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul sebagai konsekuensi logis dari pembelajaran yang dikembangkan.
Memberikan petunjuk dan deskripsi tentang hubungan antara apa yang sedang dikembangkan dalam pembelajaran, dengan ilmu pengetahuan lainnya.
Ada beberapa langkah umum yang perlu diperhatikan dalam mendayagunakan sumber - sumber belajar yang efektif yaitu:
Buatlah persiapan yang matang dalam memilih dan menggunakan setiap sumber belajar, agar menunjang efektivitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar yang diinginkan.
Pilihlah sumber belajar yang sesuai dengan materi standar yang sedang dipelajari
Pahamilah kelebihan dan kekurangan sumber belajar yang akan digunakan
Janganlah menggunakan sumber belajar hanya sekedar untuk selingan dan hiburan, tetapi harus memiliki tujuan yang terintegrasi.
Sesuaikan sumber belajar yang akan digunakan dalam mempelajari buku ajar dengan biaya yang tersedia dan efisien.

E. Klasifikasi Media Pembelajaran
Untuk mengklasifikasikan media pembelajaran itu tergantung dari beberapa segi atau pandangan menurut indera yang menggunakan, jenis pesan, sasaran, tenaga pembangkit media, asal - usul media, bentuk dan lain – lain. Yang terpenting dalam penggunaan media dapat membentuk mempermudah pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
1. Berdasarkan indera yang akan menggunakan, maka media dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Media audio yang dapat hanya didengar oleh telinga
b. Media visual yang dapat dilihat oleh mata
c. Media audiovisual yaitu media yang dapat didengar dan dilihat.
2. Berdasarkan jenis pesan yang akan disampaikan dapat dibedakan menjadi 4 (empat):
a. Media cetak
b. Media non cetak
c. Media grafis
d. Media non grafis
3. Berdasarkan jangkauan dan sasaran media, yaitu:
a. Media yang jangkauannya terbatas (tape, ved dll)
b. Media yang jangkauannya luas (radio, TV, Pers, dll)
4. Berdasarkan asal – usul dari media itu sendiri
a. Media asli, merupakan spesimen yang masih hidup (akuarium, kebun binatang, kebun laboratorium, dll)
Spesimen yang sudah mati (herbarium, hewan yang sudah diawetkan), spesimen dari bend tidak hidup (batu – batuan, mineral dll), benda mati yang bukan makhluk hidup (mobil, kereta api dll)
b. Media model (tiruan dari benda – benda) yaitu bentuk tiruan dari benda – benda mati yang karena sesuatu hal tidak dapat ditunjukkan aslinya (misalnya benda itu terlalu besar maka dibuat monsternya, demikian sebaliknya).
5. Media grafis, yang dimaksud grafis disini adalah semua media pembelajaran yang mengandung grafis (gambar atau tulisan), yang berupa bagan (bagan pohon, bagan arus), diagram, media poster, komik, karikatur, cerita bersambung dan lain – lain.
6. media yang didasarkan atas penggunaan tenaga (power) listrik (elektronik) yaitu:
a. Media yang menggunakan tenaga elektronik
b. Media yang tidak menggunakan media elektronik
7. Media dalam bentuk apapun yang dapat dibedakan menjadi:
a. Media papan tulis (black/white board) yang digunakan untuk menuliskan ide – ide, fakta – fakta, proses suatu peristiwa yang sering dibantu dengan lukisan, sketsa dan lambang visual yang lain.
b. Media papan tempel/pengumuman (information board) yang bertujuan untuk menempelkan catatan – catatan, peraturan atau pengumuman.
c. Media papan flannel (flannel board, visual board) yaitu media papan yang permukaannya dilapisi kain berbulu agar tulisan atau informasi mudah ditempel.
Dalam perkembangannya, pengembang media (guru) harus pandai – pandai memilih dan mempertimbangkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran, sebab setiap media mempunyai karakteristik atau keunggulan dan kelemahan masing – masing.
Walaupun demikian pemakaian media itu mempunyai kelemahan dan keunggulan yaitu:
a. Dapat meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa
b. Dapat menyajikan materi atau peristiwa yang berbahaya misalnya dengan memutar video tentang kebakaran, gunung meletus di dalam kelas.
c. Dapat memperbesar benda- benda, baik yang sangat besar atau yang sangat kecil dengan menggunakan gambar slide dan lain – lain.
d. Dapat menjangkau waktu dan tempat yang lama dan jauh, misalnya gambar / video tentang kejadian gunung meletus.
e. Dapat menyajikan peristiwa yang kompleks dan rumit, serta berlangsung secara cepat, dengan jalan menampilkan film atau video tentang pertandingan sepak bola, karapan sapi dan lain – lain
f. Dapat menampung sejumlah besar siswa, untuk sama – sama mempelajari pelajaran dalam waktu yang bersamaan.



Secara umum klasifikasi media pembelajaran dapat digambarkan seperti bagan 2 dibawah ini:
AUDIO
Radio,
Kaset,
Telepon
Langsung Pada Objek
Elektronik
N. Elektronik
MEDIA
VISUAL
Elektronik
N. Elektronik
Cetak
N. Cetak
Buku teks, Poster, Grafik, Diagram, dll
OHP, slide, film stripe
Elektronik
N. Elektronik
Papan tulis, papan display, alat peraga dll
AUDIO VISUAL
Elektronik
N. Elektronik
Langsung Pada Objek
VCD, CAI, Film Bersuara, CAI, dll
Bagan 2
Klasifikasi Media Pembelajaran


F. Media Non Elektronik
Media yang akan digunakan harus sesuai dengan pelajaran yang disusun tergantung dari tujuan, isi dan metode pembelajaran. Media bukanlah merupakan supplementary atau in support of, akan tetapi merupakan instructional input dan disarankan bahan / materi media ini akan mampu diproduksi sendiri.
Alat – alat (media) yang dipergunakan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan dan memberikan pengalaman yang baru bagi siswa, media hendaknya dipakai sesuai dengan proporsinya dan fungsinya di dalam kelas, laboratorium, perpustakaan dan sebagainya.
Adapun prinsip – prinsip penggunaan media pembelajaran yaitu:
1. Media pembelajaran semata – mata hanyalah alat bantu untuk mengajar, dan ia tidak merupakan subtitut untuk pengalaman yang akan dicapai dari suatu aktivitas. Bagaimanapun guru dituntut memiliki kemampuan kecermatan dalam mengelola media tersebut. Guru tetap mempunyai tanggung jawab mengorganisasikan isi materi, prosedur, perencanaan pengajaran dan membimbing langsung aktivitas siswa.
2. Keterampilan penggunaan alat. media sangatlah berguna untuk membantu pelaksanaan pembelajaran, sehingga guru yang menggunakan haruslah benar – benar terampil. Efektivitas media di ruang kelas ditentukan oleh guru dalam menghubungkannya dengan aktivitas belajar.
3. Pandai – pandailah memilih media pembelajaran, karena banyak macam dan jenis media beredar dipasaran, sehingga guru harus dapat menyeleksi media mana yang paling cocok atau sesuai dengan materi/isi pelajaran yang akan disampaikan. Di samping itu disesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan serta siswa yang belajar.
4. Penggunaan media/alat tersebut harus jelas tujuannya. Guru harus benar – benar memahami ciri – ciri media/alat, rumuskan secara jelas maksud dan tujuan menggunakan media tersebut di dalam kelas dan prosedur penggunaan/perencanaan, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan lebih efektif.
5. Penggunaan alat/media pembelajaran akan memberikan stimulant lebih tinggi terhadap belajar siswa.
Dibawah ini akan disampaikan beberapa alat/media non elektronik yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu: papan tulis, papan panel, buku teks, gambar, poster, kartun, globe, chart dan sebagainya.
1. Papan Tulis
Papan tulis yaitu berupa papan yang berwarna hitam (black board), papan putih (white board) dan papan hijau (green board) berukuran tertentu, diberi bingkai dipergunakan untuk menulis. Papan tulis hitam biasanya menggunakan kapur tulis putih, merah, kuning. Sedangkan papan tulis putih menggunakan spidol (board marker) warna hitam, merah, kuning, hijau sesuai dengan kebutuhan.
Ukuran papan tulis sesuai dengan kebutuhan (ruangan) yaitu panjang berbanding lebar 1 (satu) banding 2 (dua) atau satu berbanding satu setengah. Dengan menggunakan kapur tulis (untuk papan warna hitam dan hijau) dan spidol (untuk papan putih dan biru) guru dapat menggunakan secara luas, untuk menyajikan bahan tulisan, diagram serta menuliskan kesimpulan – kesimpulan.
Ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan papan tulis yaitu:
a. Jangan mempergunakan papan tulis secara campur aduk
b. Pergunakan warna (kapur/spidol) yang menarik
c. Dijaga agar supaya semua gambar atau tulisan yang dibuat mudah dihapus.
d. Tulislah/gambarlah dengan jelas, agar mudah dilihat. Papan tulis fungsinya untuk menampilkan tulisan, gambar ataupun gambar tidak bergerak. Adapun kelebihannya biaya yang digunakan rendah, secara umum dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mudah menggunakannya dan cepat. Sedangkan kelemahannya adalah tidak cocok untuk kelompok besar, dalam menulis guru membelakangi siswa dan memerlukan waktu untuk menulis.


2. Papan Panel
Papan panel merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran guna memberi stimulant dan memperkaya belajar, sehingga alat tersebut sangat berharga bagi guru. Papan panel sering disebut tackboard atau bulletin board yang berisi dengan bahan – bahan yang disusun secara grafis dengan tujuan agar menarik perhatian, menciptakan suatu interest terhadap suatu problem, berpikir kritis, memberikan dasar – dasar perhatian terhadap langkah – langkah yang lebih aktif serta meningkatkan kemampuan untuk berdiskusi/berdebat. Dengan demikian papan panel harus disiapkan dengan cara yang menarik, menumbuhkan minat, memiliki arti dan disampaikan pada waktu yang tepat (pada even – even tertentu). Panel ini dapat berupa gambar, poster, panvlet, kartun, grafik, peta, buku dan lain – lain yang berkaitan erat dengan materi pembelajaran. Pada jaman sekarang, papan panel ini dapat dibuat secara tiga dimensi dan menggunakan magnetic board.
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penggunaan papan panel yaitu:
a. Pergunakanlah warna – warna yang menarik
b. Lihatlah siswa untuk merencanakan dan berpikir dalam papan panel
c. Jangan terlalu penuh, sehingga mempunyai kesan bahwa papan panel berdesakan
d. Pergunakan tema/judul singkat, baik dan menulis sasaran
e. Tema atau judul jangan sensasional
f. Persiapan bahan/materi yang cukup luas, sehingga benar – benar dapat menambah wawasan siswa.
3. Bagan
Bagan (chart) sering juga disebut dengan diagram merupakan suatu lambang (media visual) untuk mengiktisarkan, membandingkan dan mempertentangkan kenyataan. Adapun karakteristik yang dipunyai pada media bagan antara lain:
a. Penyampaiannya sederhana, mudah dilihat dan dibaca
b. Warna – warna yang digunakan hendaknya harus menambah kegiatan suatu materi
c. Tidak terlalu banyak konsep di dalamnya, tidak harus terlalu rinci dan tidak banyak menggunakan kata – kata.
Diantara bentuk – bentuk bagan yang sering digunakan dalam pembelajaran antara lain: bagan balok (histogram), bagan lambang (ictograf), bagan arus, bagan pohon, organigram, bagan lingkaran dan bagan peta. Dalam penggunaan media bagan tersebut diatas, harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, terutama materi yang akan disampaikan.

4. Buku Teks
Yang dimaksud buku teks di sini adalah buku cetakan, majalah, bulletin dan panvlet. Guru dalam menyusun pelajaran dapat mengambil gambar- gambar atau ilustrasi dari buku tersebut.
Kemungkinan juga dalam menyajikan, dapat menunjukkan dua bab dari satu buku atau lebih, yang dipandang relevan untuk diberikan kepada siswa, sebab setiap buku ada kelemahan dan kekurangannya.
Buku teks ini sebagai suatu bentuk belajar dapat diterima pada laboratorium belajar, dimana dalam buku teks terdapat buku referensi yang dianjurkan/diharapkan untuk dapat dibaca/dipelajari.
5. Gambar
Suatu gambar yang akan dipakai dalam pembelajaran hendaknya harus akurat, artinya bila akan ditujukan gambar suatu kejadian, hendaknya memiliki ketelitian situasi, pakaian, perlengkapan dan sebagainya sesuai dengan situasi kejadian sebenarnya.
Adapun manfaat media gambar dalam pembelajaran adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa verbal, tetapi dapat memberikan kesan.


Hal – hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan media gambar yaitu:
a. Gambar yang dipilih hendaknya mampu menumbuh kembangkan daya pikir yang konstruktif, bukan semata – mata untuk kesenangan.
b. Jika telah mulai menyajikan, maka Mulailah dengan satu gambar, jangan menyajikan gambar bersamaan.
c. Siapkan gambar – gambar lain, yang sekiranya ada kaitannya dalam satu file/map guna mempermudah penjelasannya.
6. Poster
Poster dalam pembelajaran bertujuan untuk menyajikan suatu informasi tunggal tentang ide atau cerita. Saran yang harus diperhatikan dalam penggunaan media yaitu:
a. Warna, ukuran dan desain haruslah menarik, sehingga akan menambah efektivitas dalam belajar
b. Poster dalam pembelajaran harus menarik dan memakai kata – kata kunci (keyword) yang gampang dimengerti.
c. Tulisan / huruf hendaknya cukup besar dan menarik, serta akan menambah minat siswa.
7. Kartun.
Kartun merupakan media pembelajaran yang mempunyai sifat khusus, karena disusun dalam bentuk rangkaian ceritera dan berbebtuk humor. Kartun sering kali sukar untuk dipahami oleh siswa, oleh karena itu pembuatannya konsultasikan kepada para ahli.
8. Flowchart.
Flow chart digunakan untuk menunjukan antar hubungan beberapa langkah-langkah kegiatan suatu proses, misalnya awal dari penyebab keesulitan belajar sampai kesulitan belajar itu tampak (muncul).

9. Diagram, Tabel, Grafik.
Di dalam artian khusus memang ketiganya tersebut adalah berbeda terutama dalam fungsinya, namun sebenarnya sangat sulit untuk memberikan perbedaan secara jelas.
Dalam penyajiannya agar lebih jelas dan menarik hendaknya diberi warm, sehingga tidak membingungkan bagi para siswa dan justru memperjelas uraian yang telah dikemukakan.
Pada umumnya alat/media non elektronik ini berkaitan erat dengan indera penglihatan (visual) adapun suara (audio) nya dikeluarkan oleh pengajar (guru), sehingga baik buruknya suara sepenuhnya tergentung dari guru yang menjelaskan dengan media tersebut.
Media non elektronik tidak hanya yang penulis sebutkan di atas, tetapi masih banyak macamnya/jenisnya. Ini semua tergantung dari kreatifitas dan aktivitas dari seorang pengajar/guru, yang terpenting segala sesuatu/ peralatan yang dapat mempermudah /memperlancar pelaksanaan pembelajaran baik asli (original) atau buatan (mitast) indera penglihatan dapat dinamakan media visual.
MEDIA ELEKTRONIK
Slide, film strip. Film, video dan lain-lain bahan pembelajaran diproduksi dengan tujuan dapat disimpan lama dan dapat selalu di manfaatkan pada waktu yang tepat dan sesuai pula dengan tujuan pembelajaran.
Di bawah ini penulis akan kemukakan beberapa media pembelajaran elektronik yang sering digunakan, yaitru antara lain :

1. RADIO
Radio sebagai suplemen aktivitas belajar sangat berguna bagi guru dan siswa ia dapat memberikan informasi tepat, luas, hidup dan realistis. Siaran radio dapat direkam oleh guru, sehingga dapat dibawa/diputar kembali di dalam kelas.
Pemanfaatan radio di dalam kelas harus direncanakan dengan baik, agar maksud dan tujuan program radio benar-benar tepat sasaran. Sebelum siswa mendengarkan siaran radio, guru harus mengetahui waktu siaran, materi serta pokok bahasan.
Akan lebih baik lagi apabila guru dapat membagikan saplemen lain seperti cetakan, foto copy tentang tema yang bersama-sama dengan siaran, sehingga siswa mempunyai bahan yang lebih lengkap.
Usahakan pesawat radio yang digunakan adalah radio yang baik, sehingga mampu menangkap siaran radio yang baik pula. Selain itu guru harus membaca acara-acara yang telah disusun oleeh staf radio, demikian jam siaran dan lama waktu siaran, hal ini untuk menyesuaikan jam-jam pelajaran yang lain.
2. AUDIOTAPE.
Ciri-ciri dari audio ini yaitu :
a. Mudah untuk menggunakannya, baik memergunakan pakai kaset, compactdisc, flashdisc ataupun memory cart, merekamnya mudah dan sederhana
b. Mudah untuk mengulangnya (playback), waktu guru memerlukan materi tersebut.
c. Dalam hal tertentu, materi dapat di edit.
d. Mudah direkam ulang.
e. Mudah disinkronkan dengan media lain, sebagai pengisi suara.
f. Alat ini mudah dibawa dan didapatkan, dari yang paling sederhana sampai yang mutakhir.
3. SLIDE PROYEKTOR.
Slide proyektor akan sangat efektif apabila digunakan dengan visual dan audio lain, sehingga akan kelihatan hidup. Juga bisa digabung dengan media papan tulis, yaitu setelah slide ditayangkan, maka untuk menjelaskan perlu digambar lagi di papan tulis.
Secara umum untuk membuat slide adalah hal yang mudah, asal memang direncanakan dengan serasi dan secepat mungkin. Perlengkapan yang harus diperhatikan dalam ruang kelas adalah letak proyektor, tidak mengganggu siswa, tidak mengganggu ruang gerak guru, jarak antara layar dan siswa, serta posisi layar dapat dilihat oleh seluruh siswa.
Bila slide tidak disertai dengan komentar (narasi), maka guru harus menjelaskan sendiri, maka uraian jangan terlalu panjang dan jangan terlalu cepat. Usahakan narasi tidak lebih dari 30 menit, dan jangan membelakangi siswa.
Alat yang hampir sama dengan proyektor adalah film strip, yaitu alat
ini tidak menggunakan frame/bingkai, tetapi dirangkai dalam satu film. Selain itu ada alat lain yang identik dengan kedua alat tersebut di atas
yaitu proyektor opaque yang juga dapat menambah efektifitas mengajar.
Alat ini dapat memproyeksikan gambar diagram dari buku teks ke layar (sekerin) sehingga guru tidak perlu menggambarkan lagi kepapan tulis. Dalam penggunaannya jangan terlalu lama, karena lampu dan alat ini menggunakan daya listrik yang tinggi, akibatnya panas.

4. OVERHEAD PROYEKTOR ( OHP/OHT ).
Dalam keperluan pembelajaran dapat digunakan untuk menggantikan papan tulis. Seperti halnya pada opaque proyektor , maka alat ini dapat dipergunakan untuk memproyeksikan diagram, gambar, chart dll, di mana guru dapat mempersiapkan secara mudah dan sederhana.
Jika guru tidak mempunyai transparansi atau rolltape, dapat mempergunakan plastik, dengan catatan plastik tersebut jangan terlalu tipis. Adapun keuntungan menggunakan OHP yaitu :
a. Gambar atau materi dapat dibuat dalam waktu yang singkat.
b. Mudash mengoperasikan/menggunakan.
c. Merupakan alat mengajar yang individual.
d. Dapat dipergunakan di ruang yang terang.
e. Tidak membelakangi siswa.
f. Pembuatan alat murah (ekonomis)
Adapun beberapa kelemahan pemakaian OHP yairtu :
a. Harus ditulis tangan, apabila diketik manual kurang besar.
b. b. Sulitnya guru menentukan "key stones ".
c. Memerlukan ruangan yang ditata kembali.
d. Membutuhkan alat dan aliran listrik.

5. TELEVISI (TV)
Televisi adalah media yang dapat memperkaya pengalaman dalam pembelajaran. Acara yang tepat, berhubungan dengan pembelajaran, dapat dijadikan bahan diskusi lebih lanjut dalam suatu program di kelas. Guru harus pandai-pandai memilih materi yang sesuai dengan materi pembelajaran, serta situasi dan kondisi siswa.
Upaya guru memanfaatkan siaran televisi sebagai pembelajaran yaitu :
a. Guru mempelajari acara program televisi, setiap minggunya guru dapat menugaskan kepada beberapa siswa untuk menyaksikan acara tersebut di rumah masing-masing, mencatat dan membawakan di dalam kelas.
b. Guru merekam suatu program dalam kaset dan diputar kembali dengan tape atau vcd didalam kelas.
Program video kaset, walaupun sangat bermanfaat untuk membantu guru dalam menyampaikan materi, tetapi biaya yang dibutuhkan sangat banyak.
Adapun kelebihan media televisi sebagai media pembalajaran yaitu :
a. Programnya luas/nasional yasng dijadikan materi pembelajaran.
b. Menjelaskan lebih baik, karena melalui beberapa proses seleksi.
c. Beberapa channel (yang tersedia) memungkinksn penyampaiannya lebih baik.
d. Materi yang ditayangkan konkrit/nyata dan langsung. e. Keseragaman dalam komunikasi.
Dengan adanya siaran tv diharapkan bagi guru dapat menambah cakrawala, wawasan dan pengetahuan dalam rangka menjalankan tugas mendidik dan mengajar.

6. VIDEO COMPACT DISC (VCD).
Seperti halnya dengan radio tape, vcd adalah suatu peralatan yang dapat dipergunakan pembelajaran. Bedanya kalau radio hanya dapat didengar saja, tetapi kalau vcd dapat didengan dan juga dilihat (audiovisual) melalui monitor televisi (TV). Jadi untuk mengoperasikan VCD ini memerlukan pesawat pemutar VCD dan pesawat TV dengan chenel AV-1 ataupun AV-2.
Untuk memperoleh sekeping CD beserta programnya, maka seorang guru barns melakukan shooting ( pengambilan gambar) yang telah direncanakan terlebih dahulu skrip-skripnya baik melalui kaset VHS, memorycard atapun flashdisc. Ini semua tergantung dari alat yang dipunyai oleh guru atau sekolah.
Kelebihan dari alat ini sebagai media pembalajaran antara lain :
Lebih menarik karena gambarnya hidup (bergerak) dan bersuara.
Pengamatan dapat runtun (urut).
Seragam dalam penerimaan.
Menjangkau keterbatasan indera audio maupun visual.
Dapat diulang-ulang, sesuai dengan kebutuhan dll.
Sedangkan kekurangannya antara lain, memerlukan biaya mahal, tenaga ahli (pembuatan skrip, shooting), memerlukan aliran listrik untuk menhidupkan CD dan TV dll.

7. COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI).
Pada jaman modern, seperti sekarang ini pembelajaran menggunakan bantuan apa yang dinamakan komputer, atau lazim disebut CAI (computer assited instruction) di mana alat ini dapat diprogram guna mempermudah dan mengoptimalkan hasil pembelajaran.
CAI adalah seperangkat komputer berisi CPU, Monitor, Keyboard dan LCD proyektor beserta programnya yang dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
Biasanya program yang digunakan dalam pembelajaran adalah
Microsoft Word for Window dan Microsoft powerpoint window. Berkat
fasilitas dan kemampuan yang dimiliki oleh program ini memungkinkan guru untuk menghasilkan dokumen berkualitas profesional dalam tempo yang singkat. Selain itu para siswa unruk memperoleh dokumen data barn (informasi yang mutakhir) dapat mempergunakan program internet di komputer yang telah dipasangkan fasilitas tersebut (modem) disambungkan dengan kabel telepon.
Apabila komputer yang digunakan belum memiliki program windows dan word, maka harus melakukaan proses instalasi (instal) program terlebih dahulu, agar dapat dipergunakan.
Agar komputer itu dapat dibaca bersama-sama dengan siswa, maka perlu diproyeksikan dengan alat yang dinamakan LCD proyektor, dan untuk dapat mengoperasionalkan alat tersebut dapat membaca pada buku user manual yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat alat tersebut.
Di dalam prograam window terdapat istilah mouse, yaitu alat yang dipergunakan untuk mengatur pointer (penunjuk) yang tampil di layar. Bila saudara menggerakan mouse maka pointer akan berpindah sesuai dengan arah gerakan mouse. Pada umumnya mouse mempunyai dua tombol yaitu:
a. Tombol mouse primer, yaang paling sering digunakan untuk operasi
tertentu, biasanya terletak di sebelah kiri.
b. Tombol mouse secundary, fungsinya tergantung pada program yang
suadara gunakan.
Ada empat istilah dasar yang digunakan dalam mouse yaitu :
a. Point, yaitu menggerakan mouse sampai pointer menunjuk obyek tertentu.
b. Click, yaitu pointer menunjuk obyek tertentu, kemudian tekan-lepas tombol mouse primer satu kali.

c. Double click, yaaitu pointer menunjuk obyek tertentu, kemudian tekan lepas dua kali secara berurutan.
d. Drag, yaitu menekan tombol mouse primer dan digerakan, setelah
mencapai tempat tertentu lepaskan tombol mouse.
Bila program window telah diinstal, maka mulai program window dihidupkan terlebih dahulu, barulah disusul dengan program word atau power point ataupun inetrnet.
Mouse pointer (selanjutnya disebut pointer) adalah pemandu atau petunjuk untuk operasi-operasi tertentu yang dikendalikan oleh mouse. Setiap operasi akan menampilkan bentuk pointer.
Toolbar digunakan untuk menyingkat perintah tertentu yang sering digunakan. Pada toolbar ini nampak sejumlah tombol yang dapat dipilih dengan click. Untuk kemudahan pemakai, setiap omboltoolbar akan menampilkan keterangan yang fungsinya apabila ditunjuk dengan pointer.
Untuk keluar atau mengakiri kerja program window dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut ; click menu file, click clouse, click file, click exit, dan bila ingin mematikan click start, click shotdown dan kemudian click turn off. Jangan mematikan komputer langsung setelah menggunakan, tetapi harus mempergunakan langkah-langkah seperti tersebut di atas, sebab dapat mengakibatkan rusak atau hilangnya program yang ada pada komputer.
Seperti yang penulis kemukakannn didepan, agae gambar yang ada dalam komputer dapat dilihat para siswa, harus diproyeksikan kelayar menggunakan LCD proyektor. Untuk mengoperasionalkan alat tersebut cukup menghubungkan CPU/laptop dengan kabel USB yang telah disediakan oleh pabrik pembuat LCD proyektor tersebut.
Adapun kelemahan CAI tersebutr adalah :
a. Untuk mengoperasionalkan memerlukan tenaga ahli/khusus.
b. Program sulit, perlu penataran/latihan.
c. Harga mahal, termasuk spare partnya.
d. Memerlukan tenaga listrik yang cukup besar.
e. Riskan terhadap kerusakan, dll.
Oleh sesbab itu untuk menggunakan CAI memerlukan perencanaan yang cukup matang dan profesional, sehingga hasil pembelajaran benar­benar maksimal.
Apabila pembelajaran menggunakan CAI, guru harus aktif/sering menggunakan, karena dengan latihan tersebut akan terbiasa atau benar­benar memahami/mendalami komputer, makin sering menggunakan, maka perintah-perintah yang ada pada komputer akan mudah dimengerti.
Bila seorang guru ingin mengambil gambar langsung dari lapangan dapat menggunakan kamera digital yang mempunyai memory card (kartu untuk menyimpan gambar) baik yang 250 MB atau 1 G. Setelah moment difoto, maka memory card diambil dan dimasukan kedalam catrider, kemudian catrider tersebut dihubungkanlconnecting dengan CPU mempergunakana kabel USB. Pilih pada komputer program my computer dan cari directory yang sesuai ( mungkin di D atau E) lalu di click, maka di layar akan muncul gambar-gambar yang guru kehendaki.
----------------------------------------------------------------------------------------------
BAB IV
PENILAIAN MEDIA PEMBELAJARAN

Dalam menilai media pembelajaran, perlu diperhatikan pertimbangan praktis, pertimbangan siswa, pertimbangan isi (content) pertimbangan guru. Jadi tidak semua media (baik audio, visual, audiovisual) dapat dipergunakan dalam pembelajaran :

1. PERTIMBANGAN PRAKTIS.
a. Psysical Condition.
Warna, kejelasan gambar yang kurang, ukuran yang tidak tepat , akan mengurangi efektifitas pembelajaran.
b. Cost.
Harga yang mahal tidak menjamin pembelajaran akan berhasil.
c. Availability.
Media akan efektif dalam mencapai tujuan apabila tersedia dan berada pada situasi yang tepat.
d. Imotional Impact.
Media harus mampu mengembangkan nilai estetis dan semaksimal mungkin menarik dan menumbuhkan minat.
e. Accessbility to student.
Media yang ada akasn memberikan kemudahan siswa maupun guru dalam memanfaatkannya.

2. PERTIMBANGAN SISWA.
a. Student characteristik.
Guru harus memperhatikan karaskteristik siswa, karena materi yang diberikan untuk membantu siswa.
b. Studen relevant.
Materi yang diberikan harus disesuaikan pengalaman atau kehidupan sehari hari terutama dalam pengembangan berfikir dan menganalisa.

c. Student Involvement.
Materi yang diajarkan dapat memberikan kemampuan dan keterlibatan secara mental atau fisik atau kedua potensi tersebut.

3. PERTIMBANGAN ISIL
a. Curricular relevance
Pengajaran dengan media barns selalu relevance dengan isi kurikulum bidang sudi yang besangkutan.
b. Content soundness.
Bahan yang dijual baik hardware maupun software, isi suaranya sering kali tidak cocok dengan materi pembelajaran. c. Contetnt presentation.
Dalam penyajiannya harus dilakukan dengan benar dan tepat, hal ini untuk menghindari jangan sampai ada waktu yang terbuang dan siswa merasa bosan.

4. PERTRIMBANGAN GURU.
a. Teacher utilization.
Di mana guru harus memperhatikan media yang digunakan, pemanfaat­annya dan dapat tidaknya dilaksanakan.
b. Teacher peace of mind.
Guru harus selalu mengobservasi dan mereview bahan terlebih dulu sebelum disajikan dan mampu mengembangkan pemecahan masalah serta menciptakan problem.
Penilaian di sini dimaksudkan sebagai penyaji dan menetapkan kegunaan, kualitas dan ketepatan dari media yang khusus akan digunakan untuk program pembelajaran.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam proses penilaian media yaitu .
1. Mengukur dan mempertimbangkan permintaan guru atau siswa dalam penyusunan bahan dan alat media.
2. Menganalisa kebutuhan yang diharapkan oleh bunyi rumusan kurikulum berkaitan dengan alat bahan media.


Hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa :
a. Perkembangan alat audiovisual.
b. Pengaruh/efek media audiovisual.
c. Kedudukan buku teks.
d. Kondisi kurikulum.
e. Kondisi PBM.
f. Peraturan tentang pendidikan.
Adapun kriteria umum yang digunakan untuk menilai media yaitu antara lain :
a. Kewenangan dan kemampuan penulis bahan media.
b. Organisasi dan isi media.
c. Scope (ruang lingkup materi ).
d. Kualitas.
e. Keaslian.
f. Keakuraton.

Pemilihan dan penilain media merupakan masalah yang penting demi berhasilnya progfram media pembelajaran di sekolah. Langkah-langkah dalam pemilihan media yaitu :
a. Analisa Behavioral Obyective. Di dalam perumusan tujuan akan dituliskan tujuan (TIK) yang berbunyi bahwa : siswa mampu melihat, mendengar dan memanfaatkan berbagai alat.
b. Analisa karakteristik siswa, karakteristik yang perlu ditetapkan antara lain : usia, tingkat/kelas, IQ, kecakapan membaca dll.
c. Pelajari alat media yang tersedia di tempat, terutama tersedianya dana di sekolah.
d. Analisa metoda dan alat yang digunakan, tentukanlah masing-masing manfaat dari media yang digunakan.
e. Menentukan suatu alat media atau sejumlah media secara kombinasi.
f. Menganalisa bahan pembelajaran yang cepat.
g. Analisa kapasitas produksi, yang meliputi pengadaan alat software,
dapat dibuat sendiri.
h. Analisa alternaif pembelajaran dan efekrifitas biaya (cost effectiveness)
i. Pemilihan metoda pembelajaran yang paling baik. j. Kemudahan memperoleh atau memproduksi bahan pembelajaran. k. Mengadakan penilaian media pembelajaran yang terpilih. 1. Ulang langkah a sampai k berulang sampai mantap.
Di bawah ini akan penulis sampaikan hubungan antara metoda, aktivitas belajar dan media audiovisual yang digunakan :
a. Metoda Demonstrasi dan pameran, aktivitas siswa yang cocok dengan
jalan observasi dan media audiovisual yang digunakan adalah gambar
gerak (film), gambar diam, obyek nyata, model dll.
b. Ceramah dan belajar tidak langsung, aktivitas siswa yang cocok adalah
mendengarkan, sedangkan media yang digunakan adalah rekaman dan
radio.
c. Metoda latihan/membaca, aktivitas siswa adalah membaca dan media yang digunakan cetak, gambar diam.
d. Metoda pameran bahan cetak, diskusi dan kerja praktek, aktivitas siswa adalah berbuat dan media yang digunakan manusia sumber obyek riil, model, contoh dan lingkungan.
Sedangkan hubungan antara peralatan dan bahan adalah sebagai berikut :
a. Media gambar diam.
Untuk OHP ( transparansi ), proyektor slide ( slide ), Proyektor film (Film strip ), papan display ( chart, peta, bahan tertulis ), papan magnetis ( bahan magnit, benda, foto, gambar ), papan tulis ( kapur, spidol ).
b. Media gambar gerak, proyektor 16 mm dan 18 mm (film), TV (program siaran TV, video, tape, film, gambar dll ).
c. Media rekaman dan suara, record player ( piringan hitam), tape recorder ( assette tape ), radio ( program siaran radio ).
d. Tiga dimensi, mempergunakan model, contoh, obyek nyata.
Demikian penjelasan tentang media pembelajaran yang dapat digunakan di sekolah, namun demikian dalam pemanfaatannya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Di samping itu setiap media mempunyai kelemahan atau kelebihan sendiri-sendiri, untuk itu dalam menggunakan harus pandai-pandai memilih dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di mana pembelajaran itu akan dilaksanakan.
Prosedur Pemilihan Media

Dalam penggunaannya, media pembelajaran tidak dapat digunakan begitu saja oleh guru. Gagne mengemukakan bahwa tidak ada satu media pun yang mungkin paling cocok untuk mencapai semua tujuan. Media pembelajaran yang kita gunakan di kelas untuk satu tipe isi pokok bahasan akan berbeda dengan tipe isi pokok bahasan yang lain. Misalnya, tipe isi pokok bahasan yang berupa konsep memerlukan media yang berbeda dengan tipe isi pokok bahasan yang berupa prinsipa atau prosedur. Konsep bahwa "dunia bulat" dalam geografi tidak serta merta memberi keyakinan kepada peserta didik (pebelajar). ditunjukkan melalui media globe.
Prosedur (langkah-langkah) yang perlu kita perhatikan dalam
memilih media pembelajaran, sebagai berikut:
1) identifikasi ciri-ciri media yang diperlukan sesuai dengan kondisi, unjuk kerja (performance) atau tingkat setiap tujuan pembelajaran;
2) identifikasi karakteristik peserta didik (pebelajar) yang memerlukan media pembelajaran khusus,
3) identifikasi karakteristik lingkungan belajar berkenaan dengan media pembelajaran yang akan digunakan;
4) identifikasi pertimbangan-pertimbangan praktis yang mungkiinkan media mana yang mudah diusahakan atau dilaksanakan; clan
5) identifikasi faktor ekonomi clan organisasi yang mungkin menentukan kemudahan penggunaan media pembelajaran.
Prinsip-prinsip Pemilihan Media
Ada beberapa prinsip umum dalam memilih clan menggunakan media pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berikut:
1) Tak ada satu pun media, prosedur, clan pengalaman yang paling baik untuk belajar;
2) Percayalah bahwa penggunaan media itu sesuai dengan tujuan khusus Pembelajaran;
3) Anda harus mengetahui secara menyeluruh kesesuaian antara isi clan tujuan khusus program;
4) Media harus mempertimbangkan kesesuaian antara penggunaannya dengan cara pembelajaran yang dipilih;
5) Pemilihan media itu sendiri jangan tergantung pada pemilihan dan penggunaan media tertentu saja;
6) Sadarlah bahwa media yang paling baik pun apabila tidak dimanfaatkan secara baik akan berdampak kurang baik atau media tersebut digunakan dalam lingkungan yang kurang baik;
7) Menyadari bahwa pengalaman, kesukaan, minat dan kemampauan
8) individu serta gaya belajar berpengaruh terhadap penggunaan media;
9) Menyadari bahwa sumber-sumber clan pengalaman belajar bukanlah hal-hal yang berkaitan dengan baik atau buruk tetapi sumber-sumber clan pengalaman belajar ini berkaitan dengan hal yang konkrit atau abstrak.

Kriteria Pemilihan
Kemampuan guru atau pembelajar dalam memilih media yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai merupakan pertimbangan penting yang lain dalam proses pembelajaran. Pemilihan media yang kurang tepat, bahkan sama sekali tidak relevan (asal pilih saja) dapat mengurangi daya tangkap peserta didik (pebelajar) terhadap bahan ajar yang sedang dipelajari. Mengapa demikian? Sebab pemilihan media yang kurang tepat ini bukan menambah kejelasan informasi yang diberikan, tetapi justru akan menambah kekaburan informasi yang diperoleh. Oleh sebab itu, pemilihan media pembelajaran perlu dilakukan secara lebih cermat clan tepat
sasaran. Walaupun tidak ada satu mediapun yang cocok untuk satu jenis informasi, mengingat bahwa setiap media memiliki karakteristiknya masing-masing. Artinya suatu media efektif dipakai untuk menyajikan informasi (verbal), sedangkan media yang lain
efektif untuk penyajian psikomotorik. Misalnya, untuk melatih gerak maka guru perlu menunjukkan cara atau prosedur melakukan tidankan, contoh memukul bola. Hal yang paling penting diperhatikan oleh guru atau pembelajar dalam memilih media, yaitu
tersedianya sumber, latar, clan personalia.
Ada lima kriteria atau prinsip pemilihan media. Kriteria pemilihan media pembelajaran itu meliputi: 1) kesesuaian (appropriateness),2) tingkat kesulitan (level of sophistication), 3) biaya (cost), 4) ketersediaan (availability), dan 5) kualitas teknis (technical quality dan 6 tujuan)
1. Kesesuaian
Jika mengetahui apa yang ingin diajarkan dan apa yang perlu dipelajari oleh pebelajar, maka kita perlu memilih media yang memungkinkan dapat membantu pebelajar memperoleh pengetahuan atau perilaku mana yang kita inginkan dapat ditunjukkan oleh pebelajar. Misalnya, jika kita menginginkan pebelajar mampu mengidentifikasi contoh-contoh kalimat yang salah dan contoh kalimat benar yang diucapkan oleh pembicara, maka pebelajar harus mampu mendengarkan pola-pola kalimat yang telah diucapkan tersebut. Untuk membantu maksud tersebut maka perlu media audiotape recorder atau video/televisi. Pilihan pada media di atas. Jika mengharapkan pebelajar mendeskripsikan iklim dan tumbuhan dari tempat-tempat yang dihuni oleh binatang buas, maka teknologi/media gambar bergerak (film, televisi) merupakan pilihan yang lebih tepat. Yang perlu kita perhatikan bahwa pemilihan media bukan hanya didasarkan pada tingkat kesesuaian saja, pemilihan ini harus mempertimbingkan kriteria yang lain, yaitu tingkat kesulitan, biaya, ketersediaan, dan kualitas teknis.
2. Tingkat kesulitan
Banyak bahan-bahan atau alat-alat yang telah tersedia di pasar hanya mempertimbangkan ruang lingkup kelas perlu mempertimbangkan tingkat kesulitannya. Buku teks yang beredar di pasar dan dipakai di sekolah-sekolah hampir tidak pernah mempertimbangkan tingkat kesulitan ini. Contoh yang sering dijumpai misalnya, penggunaan kalimat yang terlalu panjang atau kosa kata yang belum pernah didengar pebelajar, bentuk huruf, luas isi yang disajikan, tipe visualisasi, dan pendekatan penyampaian isi suatu bidang studi.
Untuk tingkat sekolah dasar (SD) kelas bawah (kelas 1 - 3) sesuai dengan karakteristik pebelajar mungkin lebih baik digunakan kalimat pendek, kosa kata yang banyak dipakai dalam kehidupan sehari­hari, bentuk huruf yang lebih besar, clan menggunakan warna dalam penyajiannya. Pada tingkat di atasnya, yaitu kelas tinggi ( kelas 4 - 6) clan tingkat berikutnya sudah bisa dipakai huruf normal. Sedangkan,warna clan bentuk penyajian masih diperlukan guna mempertahankan tingkat kemenarikan pelajaran dan meningkatkan perhatian pebelajar terhadap hal yang dipelajarinya.
3. Biaya
Besar kecilnya biaya yang dikeluarkan perlu dipertimbangkan. Yang paling urgent diperhatikan adalah keuntungan yang diperoleh pebelajar, artinya pebelajar memiliki keuntungan dalam mempelajari sesuatu yang diperoleh melalui belajar dengan media. Penggunan buku teks di sekolah bukan semata-mata keuntungan ekonomis yang diperoleh oleh guru atau sekolah, karena mendapatkan insentif dari perusahaan percetakan buku. Keuntungan per unit pebelajar akibat belajar dari buku teks perlu mendapatkan tekanan. Demikian juga, kebermaknaan media bukan hanya untuk melayani pebelajar tertentu, tetapi semua mendapatkan hal yang sama dari apa yang dipelajari.
4. Ketersediaan
Ketersediaan suatu media manakala kita mengajarkan suatu topik atau pokok bahasan tertentu, perlu memperoleh perhatian. Pada saat hendak mengajar clan dalam rancangan telah disebutkan macam atau jenis media yang hendak dipakai maka kita perlu mengecek apa tersedia atau tidak media yang akan dipakai tadi.
Apabila media tersebut ternyata tidak tersedia maka di perlu melakukan media pengganti. Misalnya, mengajar dengan video untuk menjelaskan keberagaman hutan Indonesia, tetapi video tersebut tidak tersedia maka kita bisa menggantikannya dengan slide, atau foto.
5. Kualitas teknis
Media yang kita gunakan di kelas hendaknya media yang berkualitas tinggi. Artinya, pabila media itu video atau televisi maka bentuk tulisan clan bentul visual lainnya dapat dilihat jelas, spesifikasi gambar clan suara harus jelas, fokus clan ukuran gambar sesuai dengan ruang kelas. Untuk memberikan kuliah di kelas yang terdiri atas 30 orang berbeda dengan kelas yang berisi 100 orang atau lebih. Papan tulis memadai untuk ukuran kelas yang terdiri atas 30 orang, clan sebaliknya tidak akan memadai untuk 100 orang. Di samping memperhatikan hal-hal di atas, pemilihan media pembelajaran itu perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:
6. Tujuan
Hal yang tak dapat dihindari adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pebelajar. Apakah media itu sesuai dengan tujuan pembelajaran, atau tujuan kurikulum? Misalnya, tujuan pembelajaran diungkapkan sebagai berikut, " Setelah membaca teks, siswa diharapkan akan dapat mengidentifikasi sedikitnya 5 kata kerja aktif dengan tepat." Media yang dipakai dalam hal ini adalah Teks. Tujuan pembelajaran yang diungkapkan, misalnya " Siswa dapat menunjukkan ibu kota pemerintahan propinsi Jawa Timur dengan tepat." maka media yang dipakai berupa peta propinsi Jawa Timur.
Media pembelajaran yang dipakai di kelas mengacu pada tujuan pembelajaran (khusus) yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran Apakah bahan atau media itu berkaitan dengan isi kurikulum? Apakah media tersebut up-to-date? Apakah media itu tepat untuk menyajikan isi/pesan kurikulum? Apakah media yang dibeli memenuhi persyaratan berkenaan dengan tingkat kesulitan pebelajar? Apakah media itu sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan atau dikomunikasikan? Apabila isi atau substansi topik itu memerlukan gambar gerak, apakah media itu memiliki ciri gerak? Jika isi pesan itu perlu warna, apakah bahan ini mengandung warna?
Reiser clan Gagne membuat suatu model yang menunjukkan bagaimana cara memilih media pembelajaran yang paling baik. Perancang menggunakan model itu dengan cara menjawab beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan keterampilan yang diajarkan clan kemudian diikuti dengan diagram alur yang mengarah pada beberapa media yang disarankan. Perancang dapat melihat aspek praktisnya berkaitan dengan penggunaan media yang akan di pilih. Teknik Reiser dan Gagne ini dilandasi dengan suatu hasil penelitian yang cermat tentang penggunaan media pembelajaran. Faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pemilihan media tersebut mencakup: 1) ketersediaan berbagai media di lingkungan yang akan dipakai, 2) kemampuan perancang atau keahlian yang dimiliki untuk menghasilkan bahan yang sesuai dengan media, 3) fleksibilitas, 4) daya tahan, 5) kesesuaian dengan bahan, dan 6) efektivitas biaya. Ketersediaan media sangat penting diperhatikan, karena apabila guru mengajarkan sesuatu tanpa memperhatikan faktor ini hanya akan menimbulkan verbalisme saja. Misalnya, sewaktu mengajarkan konsep transportasi (kereta api) padahal tidak ada tersedia benda itu bahkan contoh modelnya tidak di sekitar peserta didik maka mereka akan bertanya-tanya seperti apa kereta api tersebut. Ini bisa diatasi misalnya guru menghadirkan gambar atau fotonya. Kemampuan guru menyediakan media termasuk mungkin mengembangkan akan mendukung proses pembelajaran di kelas. Apabila tidak tersedia media, guru secara kreatif menciptakan sendiri. Dengan demikian, disamping memenuhi prinsip murah dan sesuai, media yang dikembangkan sendiri oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Faktor fleksibilitas atau keluwesan merujuk pada kesesuaian antara media yang digunakan dengan latar pembelajaran. Media yang digunakan misalnya dapat dipakai untuk mengajarkan beberapa topik yang relevan. Contoh peta, sangat fleksibel untuk mengajarkan suatu wilayah atau lokasi dan tempat-tempat tertentu dan disamping itu mudah penempatannya. Daya tahan merujuk pada tingkat keawetan media. Media yang baik apabila tidak hanya cukup dipakai sekali saja, tetapi bisa digunakan untuk waktu yang relative lama. Faktor ini terkait dengan factor keenamyang efektifitas biaya. Faktor kesesuai dengan bahan berkenaan dengan pesan-pesan yang dibawakan oleh media sesuai dengan bahan yang dibelajarkan kepada pebelajar.

----------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

AECT. 1977. The definition of educational technology. Washington, D.C.: Association for Educational Communication and Technology.

AECT. 1994. The definition and domain of the field. Washington, D.C.: Association for Educational Communication and Technology.

Davies, I.K. (1971) The management of learning. London: McGraw-Hill Book Company.

Dale, Edgar, (1969) Audio Visual Methods in Teaching, New Yorg: Holt, Rinehart and Winston Inc. The Dryden Press.

Dick, Walter, Lou Carrey and James 0 Carey. (2005). The Systematic Design of Instruction. Boston: Pearson, Allyn and Bacon.


Gagne, R.M. (1974) The condition of learning. New York: Holt, Rinehart and Winstone.

Gerlach, V.S. & Ely, D.P. (1980) Teaching and media: A systematic ap proach. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc.

Heinich, R. (1970) Technology and the management of instruction. Washington, D.C: Association for Educational Communication and Technology

Heinich, R., Molenda, M., & Russell, J.D (1993) Instructional media. New York: MacMillan Publishing Company.
Jusufhadi Miarso, dkk., (1984) Teknologi Komukikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Dikbut dan CV Rajawali.

Kearsley, G. (1984) Training and technology. Reading, Massachusetts: Addition-Wesley Publishing Company.

Loeffer, M.H. (1992) Montessori in Contemporary American Culture. Porstmouth, NH: Heinemann Educational Books, Inc.

Morries, B.(1963) The function of media in the public scholls. Audivisual Instruction. Vol 8 (1) p. 9 -14.

Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP


Trini Prastati dan Prasetya Irawan (2001) Media sederhana.Jakarta: PAU­PPAI

Rountree, D. (1979) Conceptions of educational technology. A paper pre sented at the 1979 Conference of European educational Technology (p. 1-12).

on, G. (1974) Media and symbols: The forms of expression, c munication, and education. Dalam I.W. Ardhana & V. Willis (Eds) Reading and instructional development (p. 197-224). Jakarta: Ditjen Dikti, Depdikbud.

Tidak ada komentar: